PENDIDIKAN

Senin, 28 Maret 2011

PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DAN APLIKASINYA


 PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DAN APLIKASINYA
( MENURUT TEORI PIAGET)
Oleh Nuryadi, S.Pd.Si

A.    TEORI KOGNITIF PIAGET
Piaget memandang intelegensi sebagai suatu proses adaptif dan menekankan bahwa adaptisi melibatkan fungsi intelektual. Piaget membahas proses adaptasi yang diartikan sebagai keseimbangan antara kegiatan organisme dan kegiatan lingkungan. Dengan demikian lingkungan dipandang sebagai suatu hal yang terus menerus mendorong organisme untuk menyesuaikan diri terhadap situasi realistis dan demikian pula secara timbale balik organisme secara konstan menghadapi lingkungannya sebagai suatu struktur yang merupakan bagian dari dirinya. Piaget juga menerangkan inteligensi itu sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap lingkungan. contoh: manusia tidak mempunyai mantel berbulu lembut untuk melindunginya dari dingin; manusia tidak mempunyai kecepatan untuk lari dari hewan pemangsa; manusia juga tidak mempunyai keahlian dalam memanjat pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian untuk memproduksi pakaian & kendaraan untuk transportasi. Tingkat  dan sifat  pengalaman interaksi sosial anak-anak akan mempengaruhi perkembangan pemahaman sosial anak-anak. Peningkatan kesempatan untuk terlibat  dalam interaksi sosial koperasi dan paparan untuk berbicara tentang keadaan mental harus memfasilitasi perkembangan pemahaman sosial. Pemahaman pikiran anak-anak berkembang secara bertahap dalam konteks interaksi social. Tidak  berasumsi bahwa anak-anak hanya  mengadopsi pengetahuan sosial yang tersedia tetapi lebih bahwa anak-anak membangun pemahaman dari pikiran dalam interaksi. Dengan menunjukkan bahwa interaksi sosial dapat mempengaruhi perkembangan pemahaman anak-anak, penelitian ini  memiliki masalah dibuka kembali yang telah lama dibahas  dalam perdebatan tentang bagaimana anak-anak datang untuk memahami  pikiran.  
B.     ASPEK INTELIGENSI
Struktur dan organisasi terdapat di lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru struktur realita eksternal secara pasif. Interaksi pikiran manusia dengan dunia luar, mencocokkan dunia ke dalam “mental framework”-nya sendiri. Piaget tidak melihat struktur kognitif sebagai mekanisme biologis lahiriah. Dia tidak percaya bahwa anak-anak memasuki dunia dengan “piranti dasar” untuk memahami realita. Anak-anak secara perlahan dan bertahap membangun cara pandang mereka sendiri terhadap realita. Pembentukan struktur kognitif mulai pada awal kehidupan segera setelah bayi mulai memiliki pengalaman dengan lingkungan. Tapi bukankah seorang bayi yg baru lahir belum memiliki pengalaman apapun terhadap lingkungan? Piaget percaya bahwa seorang bayi yang tidak berpengalaman penuh memiliki struktur yang sudah terbentuk yg memprogramkan untuk berinteraksi dengan lingkungan, ini yang disebut struktur fisik Bayi melatih struktur-struktur ini dalam interaksi dengan lingkungan dan memulainya dengan segera untuk mengembangkan struktur kognitif.
Pola tingkah laku spesifik tatkala individu menghadapi sesuatu masalah. Merupakan materi kasar, karena Piaget kurang tertarik pada apa yg anak-anak ketahui, tapi lebih tertarik dengan apa yang mendasari proses berpikir. Piaget melihat “isi” kurang penting dibanding dengan struktur & fungsinya, Bila isi adalah “apa” dari inteligensi, sedangkan “bagaimana” & “mengapa” ditentukan oleh kognitif atau intelektual.
Struktur kognitif dibangun dari semua organisme hidup yang berinteraksi dengan lingkungan dan mempunyai fungsi melalui proses organisasi dan adaptasi. Organisasi: cenderung uuntuk mengintegrasi diri dan dunia ke dalam suatu bentuk dari bagian-bagian menjadi satu kesatuan yg penuh arti, sebagai suatu cara untuk mengurangi kompleksitas. Asimilasi mengambil sesuatu dari dunia luar dan mencocokkannya ke dalam struktur yg sudah ada. contoh: manusia mengasimilasi makanan dengan membuatnya ke dalam komponen nutrisi, makanan yg mereka makan menjadi bagian dari diri mereka.  Sehingga organisme  memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya. Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas. Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.
C.     TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
1.      Periode sensorimotor
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut.
2.      Tahapan praoperasional
Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar.
3.      Tahapan operasional konkrit
Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.
4.      Tahapan operasional formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
D.    KRITIK TERHADAP TEORI PIAGET
Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerima prinsip-prinsip umum Piaget bahwa pemikiran anak-anak pada dasarnya berbeda dengan pemikiran orang dewasa, dan jenis logika anak-anak itu berubah seiring dengan bertambahnya usia. Namun, ada juga peneliti yang meributkan detail-detail penemuan Piaget, terutama mengenai usia ketika anak mampu menyelesaikan tugas-tugas spesifik.  ada sebuah studi klasik, McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan bahwa anak sudah mampu memahami konservasi (conservation) dalam usia yang lebih muda daripada usia yang diyakini oleh Piaget.  tudi lain yang mengkritik teori Piaget yaitu bahwa anak-anak baru mencapai pemahaman tentang objek permanence pada usia di atas 6 bulan. Balillargeon dan De Vos (1991) ; 104 anak diamati sampai mereka berusia 18 tahun, dan diuji dengan berbagai tugas operasional formal berdasarkan tugas-tugas yang dipakai Piaget, termasuk pengujian hipotesa. Mayoritas anak-anak itu memang belum mencapai tahap operasional formal. Hal ini sesuai dengan studi-studi McGarrigle dan Donaldson serta Baillargeon dan DeVos, yang menyatakan bahwa Piaget terlalu meremehkan kemampuan anak-anak kecil dan terlalu menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih tua. an belum lama ini, Bradmetz (1999) menguji pernyataan Piaget bahwa mayoritas anak mencapai formal pada akhir masa kanak-kanak.