PENDIDIKAN

Rabu, 16 Februari 2011

file:///F:/mercu%20buana/presentasi%207%20januari%202011.ppt

 


KOMITMEN DAN GAGASAN
MENJADIKAN UMB-YOGYA LEBIH BAIK





 















NURYADI, S.PD.Si
NIS. 201354



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA
2011

KOMITMEN DAN GAGASAN
MENJADIKAN UMB-YOGYA LEBIH BAIK

Di era persaingan yang sangat ketat, upaya untuk mewujudkan visi UMB-Yogya memerlukan komitmen,  kerja keras dan kerjasama seluruh civitas akademika. Setiap civitas akademik tentu mempunyai sebuah komitmen dalam mewujudkan UMB-Yogya menuju lebih baik. Adapun bentuk komitmen saya adalah sebagai berikut:
• Komitmen afektif
Dengan penuh semangat dan kekeluargaan kita siap membangun sebuah universitas yang besar menuju world class university. Hal ini di tunjukkan dengan  terus bekerja mengikuti regulasi yang ada dalam universitas. Sebagai tenaga pendidik tak ada kata lelah dalam  meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, perkembangan masyarakat dan teknologi proses belajar mengajar sendiri, termasuk pemanfaatan ICT untuk pendidikan.
• Komitmen kontinuans
Kompetensi dan profesionalitas seorang memikirkan untung dan rugi dalam bekerja. Berkaitan  dengan itu tak khayal banyak karyawan, dosen  rela melepas profesi yang sesuai dengan bidangnya hanya untuk mencari keuntungan dengan gaji yang besar. Itulah suatu fakta yang tak bisa kita pungkiri. Sebagai tenaga pendidik di  Universitas Mercu Buana Yogyakarta langkah tersebut sangat keliru yang tidak mencerminkan sikap sebagai pendidik.  Dengan dibekali ilmu, skill dan agama  kita harus dapat membangun sebuah Universitas ke arah lebih baik dengan terus bekerja tanpa memikirkan untung dan rugi. 
• Komitmen normatif
Rasa lelah  tak ada dalam pikiran kita jika kita bekerja dengan penuh rasa ikhlas dan  penuh perasaan wajib untuk tetap bekerja membangun academic excellence walaupun menyita waktu, pikiran dan tenaga. Hal inilah sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai staff  pendidik dengan semboyan”tak kenal lelah dalam mencerdaskan anak bangsa”. Tidak ada kata iri, dengki, masalah gaji, agama, organisasi dalam membangun iklim pendidikan.
Sebagai staff pendidik saya berpendapat bahwa Pencapaian visi, berarti peningkatan citra, yang pada gilirannya mempengaruhi daya tarik pihak-pihak untuk belajar atau bekerja sama dengan Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Ukuran obyektif pencapaian visi adalah pengakuan terhadap kualitas lulusan, penelitian, publikasi, pengabdian masyarakat dan kepakaran.  Ada tiga tantangan utama yang dihadapi untuk terwujudnya visi tersebut. Pertama,  tantangan yang dihadapi sangat dinamis, sesuai dengan perkembangan  dan peluang-peluang yang ada di masyarakat. Kedua, semua perguruan tinggi, baik di Indonesia  maupun di seluruh dunia, pada hakekatnya mempunyai visi yang sama, yaitu menjadi pusat keunggulan. Karena itu, kompetisi antar perguruan tinggi akan semakin ketat. Ketiga, karena visi pada hakekatnya merupakan pengejawantahan dari harapan masyarakat, maka perguruan tinggi diharapkan mampu memenuhi harapan-harapan masyarakat tersebut. Secara kongkrit, harapan-harapan masyarakat terhadap perguruan tinggi adalah tempat untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu dengan biaya pendidikan yang terjangkau, menghasilkan lulusan yang mudah mendapatkan atau dapat menciptakan lapangan kerja,  sebagai lembaga yang dapat berkontribusi di dalam memecahkan berbagai persoalan sains, teknologi, sosial, ekonomi dan budaya, dan sebagainya.  Tantangan  lain yang sifatnya internal – yang juga akan  sangat berpengaruh kepada kualitas -- adalah pemenuhan harapan warga kampus : untuk menjadikan UMB-Yogya sebagai tempat berkarya yang kondusif, nyaman, menentramkan dan dapat memenuhi kesejahteraan yang layak.
Langkah-langkah yang bisa dilaksanakan untuk pencapaian visi, menjawab tantangan dan harapan-harapan:
Pertama, meningkatkan kualitas input calon  mahasiswa, calon dosen dan  calon pegawai. Faktor penentu jumlah mahasiswa yang diterima adalah ketersediaan fasilitas dan keterjaminan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Untuk mendapatkan calon dosen dan pegawai administratif yang berkualitas, penyaringan dapat lebih baik lagi apabila melibatkan lembaga profesional yang bergerak di dalam rekrutmen sumberdaya manusia.
Kedua,  meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, perkembangan masyarakat dan teknologi proses belajar mengajar sendiri, termasuk pemanfaatan ICT untuk pendidikan.
Ketiga, peningkatan mutu tenaga akademik, tenaga administrasi dan laboran. Agar mampu berkiprah di tingkat internasional, para dosen harus mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing. Untuk itu, universitas mempunyai kewajiban memfasilitasi pembelajaran bahasa bagi para dosen. Para dosen baru, wajib mengikuti program bahasa untuk mencapai prasyarat mendapatkan beasiswa dan mengikuti pendidikan di luar negeri.
Untuk meningkatkan kualitas dosen ini, disiapkan pula berbagai pelatihan wajib terstruktur, yang meliputi : belajar – mengajar, metodologi penelitian, metodologi pengabdian masyarakat, ICT (terutamae-learning), penulisan artikel ilmiah dan populer, administrasi dan manajemen, kewirausahaan serta latihan kepemimpinan. 
Keempat, peningkatan jumlah dan mutu fasilitas pendidikan,  laboratorium, perpustakaan dan ICT. Dengan tetap memperhatikan kebutuhan fakultas lain, upaya pemenuhan fasilitas pendidikan – terutama -- diarahkan kepada fakultas-fakultas yang baru berdiri. Untuk menghasilkan penelitian yang bermutu, upaya peningkatan fasilitas laboratorium akan menjadi perhatian utama. Laboratorium tersebut, selain untuk kepentingan praktikum mahasiswa, juga sebagai tempat penelitian para dosen dan mahasiswa. Dengan fasilitas laboratorium yang memadai, para Dosen diharapkan dapat membimbing para mahasiswa untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas.
Sebagai jantung perguruan tinggi, perpustakaan (pusat dan fakultas) akan mendapat perhatian yang seksama. Fasilitas (seperti penambahan buku-buku baru, fasilitas internet) dan pelayanan perpustakaan akan terus ditingkatkan.
Kelima, sesuai dengan tuntutan zaman, pengembangan ICT akan terus dilanjutkan dan  ditingkatkan. ICT ini selain ditujukan untuk menunjang proses belajar mengajar (seperti e-learning, digital literacy, distance learning), mempermudah akses kepada sumber-sumber  pengetahuan dunia (diantaranya melaluie-library seperti yang sudah dilaksanakan oleh CISRAL), menambah network ing, dan meningkatkan efisiensi dan efektifitas administrasi. Titik berat dari program ICT adalah, peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang menangani ICT, pengintegrasian sistem, peningkatan infrastruktur (software danh a rd w are), memperluas pemanfaatan dan pemanfaat.
Kelima, kesejahteraan dosen dan karyawan. Peningkatan kesejahteraan dosen dan karyawan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari peningkatan kualitas pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Keenam, meningkatkan kerjasama, membangun dan mengembangkan “networking” dengan berbagai lembaga dan perorangan di dalam dan luar negeri. Untuk dapat mengembangkan kerjasama dan “networking”, diperlukan gagasan-gagasan segar yang dapat menarik pihak-pihak untuk mau bekerjasama, melakukan langkah-langkah proaktif dan meningkatkan upaya agar kerjasama tersebut terus berlanjut.
Peluang untuk melakukan kerjasama dengan pihak luar cukup besar. Untuk itu kegiatan pencarian informasi dan kunjungan kepada pimpinan berbagai lembaga seperti pemerintah daerah, kementrian, instansi lain, lembaga legislatif, BUMN, kedutaan besar, lembaga-lembaga internasional, lembaga penelitian, universitas di dalam dan luar negeri, akan lebih ditingkatkan.
Peran universitas di dalam kerjasama, adalah pembuka jalan dan fasilitator. Sedangkan substansi dan pelaksanaan dilakukan oleh fakultas dan  lembaga masing- masing. Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di titik berat dan  diarahkan  pada peningkatan kualitas pendidikan, penelitian unggulan fakultas yang berorientasi aplikasi, industri, pasar dengan pendekatan mono dan multidisiplin; penghargaan kepada peneliti; menyediakan dana khusus dari UMB-Yogya untuk penelitian, memperluas/mempertahankan kerjasama di dalam bidang penelitian, dan memperbanyak juara/finalis lomba penelitian mahasiswa.

TERNYATA, PANGLIMA ITU ADALAH SEBUAH KATA


TERNYATA, PANGLIMA ITU ADALAH SEBUAH KATA

A.       Mengenal kata
Kata atau ayat adalah suatu unit dari bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat
Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Sansekerta kathā. Dalam bahasa Sansekerta kathā sebenarnya artinya adalah "konversasi", "bahasa", "cerita" atau "dongeng”. Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi "kata".
Istilah "kata" sungguh sulit untuk didefinisikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata:
1.    Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa
2.    Konversasi, bahasa
3.    Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas
4.    Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan)
Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kathā dalam bahasa Sansekerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh kategori, yaitu:
  1. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
  2. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis, misalnya baca, lari.
a.      Verba transitif (membunuh),
b.     Verba kerja intransitif (meninggal),
c.      Pelengkap (berumah)
  1. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
  2. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang bukan kata benda, misalnya sekarang, agak.
  3. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu.
a.      Orang pertama (kami),
b.     Orang kedua (engkau),
c.      Orang ketiga (mereka),
d.     Kata ganti kepunyaan (-nya),
e.      Kata ganti penunjuk (ini, itu)
  1. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.
a.      Angka kardinal (duabelas),
b.     Angka ordinal (keduabelas)
  1. Kata tugas adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:
a.      Preposisi (kata depan) (contoh: dari),
b.     Konjungsi (kata sambung) - Konjungsi berkoordinasi (dan), Konjungsi subordinat (karena),
c.      Artikula (kata sandang) (contoh: sang, si) - Umum dalam bahasa Eropa (misalnya the),
d.     Interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah), dan
e.      Partikel
Dalam ilmu linguistik barat ada minimal lima cara dalam menentukan batas-batas kata:
1.      Pada jeda
Seorang pembicara disuruh untuk mengulang kalimat yang diberikan secara pelan, diperbolehkan untuk beristirahat dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan cenderung memasukkan jeda pada batas-batas kata. Namun metoda ini tidaklah sempurna: sang pembicara bisa dengan mudah memilah-milah kata-kata yang terdiri dari banyak suku kata.
2.      Keutuhan
Seorang pengguna disuruh untuk mengucapkan sebuah kalimat secara keras dan lalu disuruh untuk mengucapkannya lagi dan ditambah beberapa kata.
3.      Bentuk bebas minimal
Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah leksem, jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri.
4.      Batas fonetis
Beberapa bahasa mempunyai aturan pelafazan khusus yang membuatnya mudah ditinjau di mana batas kata sejatinya. Misalnya, di bahasa yang secara teratur menjatuhkan tekanan pada suku-kata terakhir, maka batas kata mungkin jatuh setelah masing-masing suku-kata yang diberi tekanan. Contoh lain bisa didengarkan pada bahasa yang mempunyai harmoni vokal (seperti bahasa Turki): vokal dalam sebagian kata memiliki "kualitas" sama, oleh sebab itu batas kata mungkin terjadi setiap kali kualitas huruf hidup berganti. Tetapi, tidak semua bahasa mempunyai peraturan fonetis seperti itu yang mudah, kalaupun iya, pada bahasa ini ada pula perkecualiannya.
5.      Satuan semantis
Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil (dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal), atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk.
Dalam prakteknya, ahli bahasa mempergunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini, definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap.
B.       Kekuatan Kata
Kata-kata berpengaruh kuat dalam hidup kita. Kata-kata baik dapat membuat orang merasa penting, bangga, bersemangat, antusias dan termotivasi. Sebaliknya kata-kata buruk bisa langsung mendemotivasi, membuat sedih, kecewa, marah, dan merasa tidak berharga. Jadi jika kita ingin mengasihi/mencintai orang lain, kita harus memulai dengan mengucapkan kata-kata yang baik, kata-kata yang membesarkan dan membuat orang lain lebih merasa nyaman. Kecintaan kita kepada seseorang memang senantiasa dimulai dengan kata-kata yang baik, yang diucapkan bukan saja dihadapan orang ybs, melainkan juga dibelakangnya.
Kata-kata didepan seseorang haruslah sama baiknya dengan kata-kata dibelakang mereka. Memang, mereka tidak mendengar kata-kata yang buruk yang kita katakan dibelakang mereka. Mereka tidak akan menjadi buruk ketika kita mengatakan buruk. Mereka tidak akan berpengaruh, tetapi kitalah yang terpengaruh, dan kitalah yang akan menjadi buruk. Kekuatan kata-kata dapat disalah gunakan untuk penipuan (dengan teknik hipnotis), untuk mendorong menjadi teroris (brain washing)
Airpun mengerti kata-kata kita. Prof. Masaru Emoto (Peneliti Jepang) meneliti pengaruh kata-kata terhadap formasi kristal air. Ketika Air diberi kata-kata yang baik (terima kasih, cinta, bahagia…), air akan meresponnya dengan membentuk kristal yang indah. Sebaliknya, jika kepada air diucapkan kata-kata negatif (bodoh, malas, tidak bahagia...), air tsb tidak membentuk kristal. Apabila air saja dapat merespons kata-kata yang ditujukan kepadanya, apalagi manusia yang tubuhnya 70 % terdiri dari air. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan kata-kata kita.
Saat menggunakan kata-kata yang menghakimi, kita sebenarnya sedang menghancurkan orang lain. Ketika menggunakan kata-kata yang menguatkan, kita sedang memotivasi dan memberikan harapan orang lain. Kata-kata buruk : Bodoh, Gagal, Jelek, Kepala batu, Putus Asa, Lamban, Brengsek, menyebalkan. Cobalah anda baca kata-kata tsb dan kemudian pikirkan dan rasakan! Bagaimana persaan anda akibat kata-kata tersebut? Kata-kata baik : Bagus, Hebat, Cerdas, Kreatif, Menarik, Berbakat, Antusias, menyenangkan.

C.       Sumber bacaan
  1. H. Alwi; Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, Anton M. Moeliono (1998). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
  2. (1990) Ensiklopedi Nasional Indonesia (ENI), Jilid 8, Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, hlm. 217-218.
  3. (1997) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
  4. Monier-Williams, Monier (1899). Sanskrit-English Dictionary.

Rabu, 09 Februari 2011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Memberikan beasiswa pada CAMA 2011/2011, dengan penjelasan seperti pada brosur