PENDIDIKAN

Kamis, 28 Oktober 2010

PERJANJIAN LAMA DAN SAINS , SEKEDAR MENGEMUKAKAN FAKTA

PERJANJIAN LAMA DAN SAINS , SEKEDAR MENGEMUKAKAN FAKTA

Dengan memakai logika, orang dapat menunjukkan banuak kontradiksi dan kekeliruan dalam Bibel(perjanjian lama). Adanya sumber-sumber yang berlainan telah menyebabkan adanya versi yang berlainan mengenai sesuatu hikayat. Tetapi di samping itu kita dapatkan bermacam-macam perubahan, bermacam-macam tambahan. Pada mulanya tambahan itu sebagai tafsiran, tetapi kemudian naskah asli dan tafsiran di copi lagi dan semua isinya dianggap asli. Semua itu sudah di ketahui oleh ahli-ahli kritik teks, dan mereka kemukakan secara jujur.
Dalam Kitab Kejadian (6,3) Tuhan memutuskan sebelum Banjir Nabi Nuh, untuk membatasi umur manusia, paling panjang hanya 120 tahun. “hidupnya tidak akan lebih dari 120 tahun.” Teatpi kemudian dalam Kitab Kejaian II(10-32) kita dapatkan bahwa sepuluh orang keturunan Nabi Nuh hidup sampai umur antara 148-600 tahun. Kontradiksi antara dua kalimat tersebut adalah myolok. Tetapi adalah mudah untuk menerangkan:
Kalimat Pertama (Kitab Kejadian 6,3) adalah teks Yahwist, yang sebagai kita telah membicarakan nya di buat abad X S.M. Sedangkan kalimat kedua (KItab Kejadian II, 10-32)merupakan teks yang lebih muda (abad VI S.M) dari tradisi pendeta-pendeta (Sakerdotal) yang merupakan dasar daripada silsilah keturunan yang member gambaran tentang lamanya hidup seseorang secara tepat tetapi ternyata tidak benar dalam keseluruhannya.
Kontradiksi dengan Sains Modern tentang Kitab Kejadian, Yaitu mengenai:
1. Penciptaan alam dan tahap-tahapannya
Pasal 1, ayat 1 dan 2
a. Bahwa pada mula pertama dijadikan Allah akan langit dan bumi.
b. Maka bumi itu lagi campur baur adanya, yaitu sesuatu hal yang ketutupan kelam kabut; maka Roh Allah berlayang-layang diatas muka air itu.
Kita dapat menerima bahwa pada tahap bumi belum diciptakan, apa yang kemudian menjadi alam yang kita ketahui sekarang masih tenggelam dalam kegelapan;akan tetapi di sebutkan adanya air pada periode tersebut hanya merupakan alegori(kiasan)belaka mungkin sekali ini adalah terjemahan suatu mitos. Dalam riwayat Banjir Nabi Nuh, langit membiarkan air menanjak, dan air kemudian jatuh ketanah. Gambaran bahwa air terbagi menjadi dua kelompok tak dapat di terima secara ilmiah. Fakta bahwa pada periode dalam sejarah bumi, ketika bumi ini masih tertutup dengan air, terjadi bahwa daratan-daratan mulai muncul, adalah suatu hal yang dapat diterima secara ilmiah. Akan tetapi bahwa pohon yang mengandung biji-bijian bermunculan sebelum terciptanya matahari dan juga siang dan malam silih berganti sebelum terciptanya matahari, hal tersebut sama sekali tak dapat di pertahankan.
2. Waktu penciptaan alam dan waktu timbulnya manusia di atas bumi.
Menurut bahan-bahan yang terdapat dalam perjanjian lama, kalender Yahudi menempatkan tahun-tahun itu secara pasti. Manusia yang diciptakan Tuhan beberapa hari sesudah terciptanya alam, mempunyai usia yang sama, menurut kalender Yahudi. Tentu saja hal tersebut perlu dikoreksi, karena tahun Yahudi di hitung menurut gerak bulan sedangkan kalender barat didasarkan atas tahun matahari, akan tetapi koreksi sebanyak 3% agar menjadi tepat, tidak ada artinya. Untuk tidak meruwetkan perhitungan, lebih baik tidak melakukan koreksi itu. Yang penting disini adalah soal kebenaran,maka tidak penting jika masa berjuta tahun itu berselisih 30 tahun untuk lebih dekat kepada kebenaran marilah kita katakana bahwa menurut perhitungan yahudi, terciptanya alam terjadi pada abad XXXVII SM. Dengan kejadian begitu maka terdapat kepincangan antara angka-angka yang terdapat dalam Kitab kejadian mengenai munculnya manusia di atas bumi dengan pengetahuan ilmiah yang sudah pasti di waktu itu.
3. Riwayat banjir Nuh.
Menurut kitab kejadian, banjir mengenai seluruh jenis manusia dengan seluruh makhluk hidup yang di ciptakan oleh Tuhan telah mati diatas bumi. Kemanusiaan telah dibangun kembali, mulai dengan tiga putra Nuh dan isteri-isterinya mereka, sedemikian rupa bahwa tiga abad kemudian, lahirlah Nabi Ibrahim, dan Nabi Ibrahim mendapatkan jenis manusia sudah pulih kembali dalam kelompok-kelompok bangsa. Bagaimana dalam waktu singkat, jenis manusia dapat pulih kembali?soal ini telah menghilangkan kepercayaan kepada riwayat banjir tersebut.
Oleh karena itu maka kita tak dapat memandang tiga riwayat Bibel sebagai menggambarkan kejadian-kejadian yang sesuai dengan kebenaran. Jika kita ingin bersikap obyektif kita harus mengakui bahwa teks-teks yang kita hadapai tidak merupakan pernyataan kebenaran. Mungkinkah Tuhan memberikan sebagaiwahyu kecuali hal-hal yang benar? Kita tak dapat menggambarkan Tuhan yang memberikan pelajaran kepada manusia dengan perantara khayal dan khayal yang kontradiksi. Dengan begitu maka kita terpaksa membentuk hipotesa bahwa Bibel adalah tradisi yang secara lisan di wariskan dari suatu generasi kepada generasi yang lain, atau hipotesa bahwa bible adalah teks dari tradisi-tradisi yang sudah tetap. Jika seseorang mengatakan bahwa suatu karya seperti Kitap Kejadian telah dirubah-rubah sedikitnya dua kali selama tiga abad, maka tidak mengherankan jika kita mendapatkan didalamnya kekeliruan-kekeliruan atau riwayat yang tidak sesuai dengan hal-hal yang telah di ungkakan oleh kemajuan manusia yaitu kemajuan yang jika tidak member ilmu tentang segala sesuatu, sedikitnya kemajuan yang memungkinkan seseorang mendapat pengethuan yang cukup untuk menilai keserasisan dengan riwayat-riwayat kuno. Tidak ada yang lebih logic dari pada berpegangan bahwa interpretasi kesalahan teks-teks Bibel itu hanya menyangkut manusia. Sangat disayangkan, bahwa interpretasi semacam itu tidak diakui oleh kebanyakan ahli tafsir Bibel, baik orang Yahudi maupun orang Kristen. Tetapi walaupun begitu argumentasi mereka perlu kita perhatikan.

Senin, 04 Oktober 2010

TEORI BILANGAN DAN MISTIS

         Dalam lintasan sejarah antara filsafat dan matematik itu selanjutnya tumbuh bersama-sama di bawah asuhan filsuf yang juga ahli matematik Pythagoras. Ia mendirikan mazhab Pythagoreanisme di Crotona yang mengemukakan ajaran filsafat bahwa substansi dari semua benda ialah bilangan dan segenap gejala alam merupakan pengungkapan inderawi dari perbandingan-perbandingan matematis. Mazhab ini menyimpulkan pula bahwa bilangan merupakan intisari dan dasar pokok dari sifat-sifat benda. Filsafat Pythagoras dan para penganutnya berpendapat "Number rules the universe"(bilangan memerintah jagat raya ini). Teori Bilangan oleh para pengikut Pythagoras dikaitkan pula dengan ajaran mistis. Misalnya menurut kepercayaan mereka, bilangan 1 mewakili akal, bilangan 2 mewakili pria, bilangan 3 di peruntukkan pengertian wanita, bilangan 4 menunjukkan keadilan(karena merupakan hasilkali 2 bilangan yang sama), sedang bilangan 5 di anggap mencerminkan perkawinan(karena penggabungan pria dan wanita, 2 + 3). Bilangan 10 yang berbentuk geometris segitiga dan dinamakan tetraktys karena mempunyai 4 baris dianggap sebagai bilangan yang suci. Bilangan inimerupakan penggabungan 4 hal yang mewujudkan suatu keseluruhan dari akal dan keadilan dari pria serta wanita maupun penciptaan kosmos dengan 4 unsur pokok berupa air, api, udara dan tanah. Pada zaman sekarang pun angka 10 paling di idamkan baik dalam pendidikan bahkan dalam olahraga pun pemain senang memakai kostum berpunggung 10 karena di anggap istimewa.